Minggu, 19 November 2017

Mana yang Lebih Baik: Vitamin D dari Sinar Matahari Atau Makanan?

sumber vitamin D adalahMenurut hasil sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pharmacology & Pharmacotherapeutic, diperkirakan sekitar 50% orang di seluruh dunia menderita defisiensi vitamin D. Faktanya, vitamin D adalah vitamin penting untuk memperkuat tubuh. tulang dan gigi serta untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Mayoritas asupan vitamin D mudah didapat dari paparan sinar matahari. Namun, Anda juga bisa memberi vitamin D setiap hari dari berbagai makanan yang Anda konsumsi setiap hari. Jadi mana yang lebih baik: berjemur di bawah sinar matahari atau hanya makan?

Vitamin D adalah nutrisi yang bisa didapat dari makanan dan sinar matahari

Nama lain untuk vitamin D adalah "vitamin matahari" karena hampir 80% vitamin D dibutuhkan tubuh berasal dari sinar matahari. Namun, vitamin D sendiri terdiri dari dua bentuk, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3.

Vitamin D3 inilah yang sebenarnya disebut vitamin matahari. Tubuh Anda akan menghasilkan vitamin D secara otomatis saat terkena sinar matahari dengan mengubah kolesterol menjadi kulit dalam calcitriol. Calcitriol akan disalurkan langsung ke hati dan ginjal untuk menghasilkan vitamin D3 (calciferol) yang dibutuhkan tubuh.

Sementara itu, vitamin D2 yang memiliki nama lain ergokalsiferol dapat ditemukan di beberapa sumber makanan nabati, seperti jamur almond, kedelai dan kelapa. Tanaman ini menghasilkan vitamin D2 mereka sendiri dengan mengolah radiasi UV yang mereka terima.

Jadi, sumber vitamin D terbaik adalah?

Dilaporkan bahwa kualitas vitamin D3 (kalsiferol) yang berasal dari sinar matahari jauh lebih tinggi dibanding vitamin D makanan. Karena vitamin D3 lebih mudah dicerna oleh tubuh, tapi bisa bertahan lebih lama di aliran darah. Carcinol memiliki rating 87% lebih kuat untuk meningkatkan dan mempertahankan konsentrasi vitamin D dalam darah.

Bila diperoleh bersamaan dengan porsi yang sama, kadar vitamin D2 (ergocalciferol) menurun drastis setelah 14 hari, sedangkan kadar calciferol mencapai titik maksimal pada hari ke 14 dan tetap stabil hingga 28 hari setelah asupan pertama

Karena itu, vitamin D3 lebih efektif dalam membantu tubuh cepat menyerap kalsium, yang merupakan nutrisi penting bagi kesehatan tulang. Calciferol telah terbukti lebih efektif dalam mempertahankan kepadatan tulang pada orang dewasa yang lebih tua, sehingga mengurangi risiko patah tulang dibandingkan dengan ergocalciferol (vitamin D2). Selain itu, dilaporkan juga bahwa vitamin D3 mengurangi risiko penyakit jantung, nyeri sendi, depresi, kanker pankreas, kanker payudara dan kanker kulit.

Terlalu sering terkena paparan sinar matahari juga tidak baik

Meski vitamin D3 sinar matahari terbukti lebih baik dalam banyak penelitian, itu tidak berarti seharusnya dan bisa tetap di bawah sinar matahari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Anda hanya perlu terkena sinar matahari setidaknya selama 5 sampai 15 menit dua atau tiga kali seminggu tanpa menggunakan tabir surya untuk menjaga asupan vitamin D tubuh Anda.

Mengambil lebih banyak waktu daripada yang direkomendasikan dan tanpa perlindungan yang memadai itu berbahaya. Paparan radiasi UV yang berlebihan dapat meningkatkan risiko sengatan matahari, kanker kulit, melanoma dan bahkan sengatan panas yang bisa berakibat fatal.

Sinar matahari yang direkomendasikan oleh para ahli adalah pukul 10 pagi. jam 2 siang Kali ini dianggap waktu yang paling tepat untuk mendapatkan keuntungan dari sinar matahari sambil mengurangi risiko radiasi ultraviolet yang berbahaya.

Namun, penting juga untuk mendapatkan asupan vitamin D dari sumber makanan, terutama bagi orang-orang yang aktivitas sehari-harinya berjuang di dalam rumah dan jarang terpapar sinar matahari. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mendapatkan cukup vitamin D adalah menyeimbangkan antara diet sehat dan aktivitas fisik di luar rumah (misalnya dengan berolahraga).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar